KUMPARTA: DI MANAKAH “AKU SAAT INI” DALAM PETA PIKIRAN
Diberdayakan oleh Blogger.

Postingan Populer

Sabtu, 19 Mei 2012

Pikiran Manusia

Kamus besar bahasa Indonesia mengemukakan bahwa Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Pikiran terbagi dalam dua bagian yakni pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Pikiran sadar merupakan gagasan dan proses mental yang menggunakan akal budi dan logika untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu yang dikendalikan secara sengaja, dengan kata lain pikiran sadar merupakan pikiran yang selalu mendasarkan pada fakta atau kenyataan yang dapat dilihat, didengar dan dirasa. Fungsi utamanya yakni mengenali informasi yang masuk melalui panca indra, membandingkan, menganalisis kemudian memutuskan respon spesifik terhadap informasi tersebut. Sedangkan  pikiran bawah sadar merupakan suatu pikiran diluar logika, hal yang tidak diketahui sebelum melalui proses pengalaman, hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Fungsi utamanya memproses kebiasaan, perasaan, memori permanen, persepsi, kepribadian,intuisi, kreaktivitas dan keyakinan.


Logika Pikiran Manusia


Logika adalah suatu displin yang berhubungan dengan metode berpikir. Pada tingkat dasar, logika memberikan aturan-aturan dan teknik-teknik untuk menentukan apakah suatu argumen yang diberikan adalah valid. Berpikir logis digunakan dalam matematika untuk membuktikan teorema-teorema, dalam ilmu pengetahuan sosial dan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan banyak masalah. Dalam logika kita tertarik kepada benar atau salahnya dari pernyataan-pernyataan (statemen-statemen), dan bagaimana kebenaran/kesalahan dari suatu statemen dapat ditentukan dari statemen-statemen lain.
Unit terkecil yang berhubungan dengan logika (proposisional) adalah kalimat. Kalimat-kalimat yang diperhatikan dalam logika bukan sebarang kalimat tetapi kalimat-kalimat yang bernilai benar atau salah. Jenis kalimat ini disebut pernyataan atau statemen (statement). Setiap pernyataan adalah sebuah kalimat, tetapi sebuah kalimat belum tentu sebuah pernyataan. Hanyalah kalimat-kalimat yang bersifat “menerangkan sesuatu” (kalimat deklaratif) yang dapat digolongkan sebagai pernyataan. Akan tetapi, tidak semua kalimat yang menerangkan sesuatu dapat digolongkan sebagai pernyataan.  Jika sebuah pernyataan benar, maka pernyataan tersebut dikatakan mempunyai nilai kebenaran “benar”; jika sebuah pernyataan salah, maka nilai kebenarannya adalah “salah”.
Oleh karena itu soerang sufi berkata “ bunuhlah aku dengan pedangmu, tetapi tidak dengan kata-katamu”. Sebab setiap kata memiliki energy tersendiri, jika tidak memiliki filter diri yang baik, energy kata akan mempengaruhi hampir seluruh alam sadar dan alam bawah sadar kita bahkan mengisi aliran darah dan nafas kita. Pada titik ini, jika energy kata yang muncul adalah energy negative maka kreaktivitas jiwa dan fisik berikut harga diri akan rapuh dan secara perlahan mengubah tubuh kita yang semula tegar dan membanggakan menjadi rapuh dan pesimistik, yang pada akhirnya kita akan terbawa pada ruang gelap dan menakutkan.

Klafisifikasi Pikiran Manusia

Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa pikiran manusia terbagi dalam dua bagian yakni Pertama pikiran sadar  yang berfungsi mengenali informasi yang masuk melalui panca indra, membandingkan, menganalisis kemudian memutuskan respon spesifik terhadap informasi tersebut yang letaknya berada di otak bagian kiri. Kedua  pikiran bawah sadar berfungsi memproses kebiasaan, perasaan, memori permanen, persepsi, kepribadian,intuisi, kreaktivitas dan keyakinan yang letaknya berada di otak bagian kanan. Berdasarkan bagian tersebut, menurut abdul khafi syatra ( 2010:24-26 ) masing-masing bagian memiliki kapasitas yang meliputi :

Pikiran Sadar
Pikiran Bawah Sadar
a.       Menguasai 7 ± 2 bit informasi
b.      Berpikir berurutan
c.       Logis
d.      Linier
e.       Berpikir
f.       Pengalaman Sekunder
g.      Sadar
h.      Gerakan Sadar
i.        Masa Kini
j.        Mencoba mengerti masalah
k.      Memilih/mengarahkan tujuan
l.        Disengaja
m.    Verbal
n.      Analitis
o.      Fokus terbatas
p.      Kognitif
q.      Memproses sesudah 0,5 detik

a.       Menguasai 2,3 juta bit informasi
b.      Simultan/bersamaan
c.       Intuitif dan berhubungan
d.      Sibernetik/acak
e.       Merasa
f.       Pengalaman primer
g.      Tidur,mimpi dan lain sebagainya
h.      Gerakan tak sadar
i.        Menyimpan informasi/memori
j.        Mengetahui solusi
k.      Membuat tujuan tercapai
l.        Otomatis
m.    Non-verbal
n.      Sintetik
o.      Tak terbatas dan meluas
p.      Eksperiensial
q.      Memproses langsung, sebelum pikiran sadar menyadari. 

Kondisi tersebut dapat digambarkan dalam peta pikiran manusia sebagai berikut :

Gambar : Peta Pikiran Manusia



Sumber : dikembangkan untuk makalah ini


Berdasarkan gambar diatas dapat di klasifikasikan bahwa posisi pikiran sadar terletak pada garis Beta, Conscious Mind, inilah yang disebut PIKIRAN yang membentuk Realitas Fisik bermuara pada Keserdasan Intelektual. Sedangkan Pikiran Bawah sadar terletak pada garis Alfa, Teta dan Delta, subconscious mind (unconscious mind), superconscious mind, dan No mind , inilah yang disebut RASHA HATI NURANI bermuara pada Kecerdasan Mental/Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Ilahi. Selain itu gambar tersebut menunjukan bahwa perbandingan antara pikiran bawah sadar dan pikiran sadar sama dengan 3:1 atau sama dengan 75% alam pikiran manusia dikuasai oleh pikiran bawah sadar sedangkan pikiran sadar hanya menguasai 25% alam pikiran manusia. Lebih lanjut tingkatan pikiran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tingkatan pertama pada alam pikiran manusia yakni Conscious mind yang merupakan kesadaran yang paling rendah atau kesadaran keinginan untuk memperoleh kepuasan, kenikmatan, dan kenyamanan lewat terpenuhinya kebutuhan instink-instink hewani dengan jangkuan yang sangat terbatas, sebatas kesadaran fisik yang disebut ego (Krishna, 2001:56-57). Kemudian pada tingkatan kedua alam pikiran manusia disebut subconscious mind yang merupakan kesadaran yang lebih tinggi dibandingkan Conscious mind. Tugas subconscious mind mengumpulkan stimulus panca indera baik yang disadari maupun tidak kedalam medan bio-electric (Krishna, 2001:57). Subconscious mind akan terjadi ketika seseorang berpikir mendalam tentang suatu masalah, menganalisis suatu alasan, filsafat, sedang berhalunisasi, sedang melakukan visualisasi, dan sedang melamun/berkhayal atau berimajinasi (Krishna, 2001:57-58). Subconscious mind membuat kita tidak pernah hidup dalam kekinian karena membawa kita memikirkan masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan (Krishna, 2001:58-59). Hal ini menyebabkan kita terjebak pada waktu, padahal waktu merupakan sebuah ilusi (Tolle, 2004:36).
Sementara itu pada tingkatan ketiga alam pikiran manusia disebut superconscious mind, yang pada dasarnya pikiran ini berada diluar logika dan analisis rasional, semacam intuisi (Krishna, 2001:86). Dalam bahasa psikologi, superconscious mind, disebut juga dengan cosmic mind atau super mind, dimana pikiran kita berada pada kondisi paling lembut, paling halus, paling dalam, tetapi masih berada dalam mind itu sendiri (Krishna, 2001:88).
Terakhir tingkatan alam pikiran manusia adalah no mind yang merupakan tingkatan pikiran manusia yang paling tinggi. Pada tingkatan ini manusia akan berada pada kesadaran murni, diluar jangkauan pikiran, rasa, dan bebas dari kekangan mind-mind sebelumnya (Krishna, 2001:99-100). Dengan kata lain, pada kondisi no mind, kita akan terbebas dari segala kebutuhan instink hewani dan sampah-sampah negatif dan positif subconscious mind. Kondisi no mind merupakan kondisi idaman setiap manusia meskipun sulit dijangkau dan direalisasikan.
Selain itu alam pikiran manusia memiliki empat gelombang otak yakni untuk pikiran sadar atau yang sering diposisiskan sebagai otak bagian kiri memiliki satu gelombang yaitu gelombang otak beta sedangkan pikiran bawah sadar yang merupakan otak bagian kanan memiliki tiga kelombang yaitu gelombang Alfa, Theta dan Delta. Menurut para ahli saraf (neurology) dalam Abdul khafi syatra         (2010 : 100-102) empat gelombang otak tersebut menempati frekuensi gelombang sebagai berikut :
1.      Beta ( frekuensinya 14-100 Hz). Dalam frekuensi ini, kita tengah berada pada kondisi aktif, terjaga, sadar penuh, dan didominasi oleh logika. Inilah kondisi normal yang kita alami sehari-hari ketika sedang terjaga (tidak tidur). Kita berada pada frekuensi ini ketika kita bekerja, berkonsentrasi,berbicara,berpikir tentang masalah yang kita hadapi dan sebagainya. Dalam frekuensi ini, kerja otak cenderung memantik munculnya rasa cemas, khawatir, stress dan marah.
2.      Alpha (frekuensinya 8-13,9 Hz). Ketika otak kita berada dalam getaran frekuensi ini, kita akan berada pada posisi khusyuk, rileks, meditative,nyaman, dan ikhlas. Dalam frekuensi ini, kerja otak mampu menyebabkan kita merasa nyaman, tenang, dan bahagia.

3.      Theta (frekuensinya 4-7,9 Hz). Dalam frekuensi yang rendah ini, seseorang akan berada pada kondisi sangat khusyuk, keheningan yang mendalam, deep-meditation, dan “mampu mendengar” nurani bawah sadar. Inilah kondisi yang mungkin diraih oleh para ulama biksu ketika mereka melantunkan do’a di tengah keheningan malam pada sang Ilahi.
4.      Delta (frekuensinya 0,1-3,9 Hz). Frekuensi terendah ini terdeteksi ketika orang tengah tertidur pulas tanpa mimpi. Dalam frekuensi ini, otak memproduksi human growth hormone yang baik bagi kesehatan kita. Bila seseorang tidur dalam keadaan delta yang stabil, kualitas tidurnya sangat tinggi.

Gambar : Mesin Waktu
Sumber : Dikembangkan untuk makalah ini

Selain itu dalam posisi inilah manusia manunggal dengan penciptanya yang kemudian di kenal dengan istilah manuggaling kawulo gusti. Manunggaling Kawulo Gusti merupakan Ajaran tertinggi dalam kedudukan tasawuf, sehingga memahaminya membutuhkan dasar yang kuat tentang ajaran syariat, tarekat, hakikat dan ma’rifat serta ma’rifatullah. Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti merupakan ajaran yang sangat terkenal dengan tokohnya ialah Syekh Siti Jenar. Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti bersumbu pada sasahidan  memiliki inti kalimat dua hal yakni “ la ilaha illa ana” dan “ana al-Haqq” yang sekaligus dua hal tersebut memnandai tingkatan zikir yang tertinggi dalam paham tasawuf.
R.Ng Ranggawarsita (1802-1873) ia merupaka punjangga terakhir keraton Surakarta mencoba mensistematiskan sebagian ajaran Syekh Siti Jenar dalam karyanya Serat Wirid Hidayat Jati. Menurut  Ranggawarsita pokok keilmuan Syekh Siti Jenar di sebut sebagai “ Ngelmu Ma’rifat Kasampurnaning Ngaurip”. Ranggawarsita menyebutkan basis ilmiah ajaran tersebut adalah renungan filsafat yang bentuk aplikasinya adalah metafisika dan etika.
Ajaran metafisika meliputi ontology, kosmogoni dan antropologi. Ontology berbicara tentang ada dan tidak ada, dalam hal ini Syekh Siti Jenar merumuskan tentang Hakikat Dzat Yang Maha Suci memiliki sifat, nama dan perbuatan “Kami”. Dari “Kami” inilah kemudian muncul “ada” dan “keadaan” lain, yang sifatnya hakiki adalah “Tunggal”.
Manusia yang dalam hidupnya di alam kematian dunia ini disebut sebagai khalifatullah (wakil Allah = pecahan ketunggalan Allah), dan kemudian ia harus berwadah dalam bentuk jisim (jasmani) ia harus menyandang gelar “kawula”, sebab jasad harus melakukan aktivitas untuk memelihara jasadnya dari kerusakan, dan untuk menunda kematian jasadnya, disebut “ngibadah” kepada yang menyediakan raga (Gusti). Untuk itu kawula hanya memiliki satu tempat kembali, yakni Allah, sebagai asalnya. Maka manusia tidak boleh terjebak dalam badan wadag yang hanya berfungsi sementara sebagai “wadah” Roh Ilahi. Justru Roh Ilahi inilah yang harus dijaga guna menuju ketunggalan kembali (Manunggaling Kawula-Gusti).

Kosmogoni berbicara tentang Dzat Yang Maha Kuasa, dalam perwujudannya di dunia, Dzat Yang Maha Kuasa tidak lain adalah Kodrat Pribadi manusia itu sendiri. Dalam Kodrat Pribadi itulah tersimpan misteri cipta-mencipta yang terdiri atas; kehidupan (sajaratul-yaqin) yang berada dalam alam makdum,Nur Muhammad, Mir’at al-Haya’ (cermin pribadi manusia yang dengan berkaca padanya akan bisa menunjukkan Diri Sejatinya), Jiwa Sejati, yakni Roh al-Idhafi, Kandhil (sejenis lampu), durrah (sejenis permata kemilau), dinding Jalal (dalam hijab-hijab nafsu), dan tabir wajah “Kami”.
Kemudian dari aspek kosmogoni, Syekh Siti Jenar juga berbicara tentang konsep-konsep biologi, fisika-kosmologi, psikologi, sosial, politik, keagamaan, dan ekonomi. Semua itu terrumus dalam ajaran-ajaran sebagaimana terdapat dalam berbagai serat, suluk, dan babad. Sayangnya, selama ini orang hanya menganggap bahwa ajaran Syekh Siti Jenar hanyalah mistik Jawa an sich.
Dalam segi antropologi, Syekh Siti Jenar berbicara tentang manusia sebagai rahsa (innermost feeling). Syekh Siti Jenar menguraikan manusia pertama dan utama ditekankan sebagai makhluk rohani, yang pada dasarnya penuh dengan nilai-nilai kemuliaan dan keutamaan. Barulah kemudian Syekh Siti Jenar mengungkapkan tentang anasir-anasir biologis yang membentuk jasad manusia. Ini menunjukkan bahwa sifat atau watak manusia yang buruk tidaklah asali, atau dari asalnya. Watak buruk, yang kemudian memunculkan perilaku buruk tidak lain sebagai akibat dari pengaruh-pengaruh kebutuhan anasir kasar diri manusia, yang meliputi anasir tanah, api, udara, dan air. Karena kebutuhan anasir kasar inilah maka terdapat hawa-nafsu.
Setelah itu juga dikemukakan, bahwa dalam anasir-anasir kasar biologis, juga diisikan unsur-unsur halus sebagai bekal kehidupan di dunia. Unsur-unsur halus ini meliputi nur, rasa, roh, nafsu, dan budi yang kemudian disebut atau berfungsikan sebagai “tabir Wajah Kami Yang Maha Suci.” Nah, kondisi ke- manunggalan adalah upaya penggabungan unsur-unsur halus ini yang dikelola secara optimal, dengan asalnya, yakni sang Rahsa, dengan mengesampingkan anasir-anasir kasar yang ada. Sebab anasir kasar hanya berfungsi sementara di dunia saja, sebagai wadah roh tiupan Ilahi, dalam arti rahsa di atas.
Sedangkan ajaran etika berupa etika praktis, yakni tata laku susila sebagai sarana untuk memungkinkan transforma dari manusia biasa menjadi Manusia Sempurna atau Manusia Paripurna, yang dalam istilah tasawuf disebut sebagai al-Insan al- Kamil. Titik tolak dari ajaran etika ini adalah eksistensi manusia dalam struktur jasmani-rohaninya, yang dalam pelaksanaan sehari-hari disebut sebagai “tapaning ngaurip” (bertapa dalam hidup). Dan inilah pula yang dikenal sebagai proses pelatihan “mati sakjeroning hurip”.
Sasaran dari “tapaning ngaurip” meliputi:

(1) Badan jasmani dengan bersikap menguasai diri;
(2) Akal-budi, yaitu kesanggupan menerima (receptive attitude);
(3) Nafsu, dengan bersikap rela;
(4) Jiwa dengan bersungguh hati;
(5) Rasa dengan kemampuan berdiam diri dan berserah diri;
(6) Cahaya melalui upaya suci, bersih, dan hening;
(7) Atma dengan sikap awas dan kesadaran seutuhnya.

Tata laku susila ini kemudian diteruskan menjalankan samadi (the practice of meditation, al-khalwat), atau oleh masyarakat Jawa disebut sebagai manekung, dan dalam istilah sekarang dikenal pula sebagai ilmu laku hening. Namun berbeda dengan praktik meditasi pada umumnya, dalam ajaran Syekh Siti Jenar, langkah al-khalwat ini merupakan bentuk pengelolaan daya-cipta sebagai proses mematikan jasad dalam hidup-dunia, dalam rangka melakukan perjalanan manunggal dengan Allah. Dari proses manunggal itulah seluruh asma, sifat dan af al Allah diserap menjadi asma, sifat, dan afal Diri Pribadi di dunia ini.


 Tahapan yang harus dilewati seorang salik (orang-orang yang hendah mencapai ridha Allah) untuk mencapai insane kamil (Manunggaling Kawula Gusti)


 Simpulan
Pikiran sadar merupakan gagasan dan proses mental yang menggunakan akal budi dan logika untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu yang dikendalikan secara sengaja, dengan kata lain pikiran sadar merupakan pikiran yang selalu mendasarkan pada fakta atau kenyataan yang dapat dilihat, didengar dan dirasa. Fungsi utamanya yakni mengenali informasi yang masuk melalui panca indra, membandingkan, menganalisis kemudian memutuskan respon spesifik terhadap informasi tersebut. Posisi pikiran sadar manusia terletak pada garis Beta, Conscious Mind, inilah yang disebut PIKIRAN yang membentuk Realitas Fisik bermuara pada Keserdasan Intelektual.
Disisi lain pikiran bawah sadar merupakan suatu pikiran diluar logika, hal yang tidak diketahui sebelum melalui proses pengalaman, hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Fungsi utamanya memproses kebiasaan, perasaan, memori permanen, persepsi, kepribadian, intuisi, kreaktivitas dan keyakinan. Posisi pikiran bawah sadar terletak pada garis Alfa, Theta dan Delta, subconscious mind (unconscious mind), superconscious mind, dan No mind , inilah yang disebut RASHA HATI NURANI bermuara pada Kecerdasan Mental/Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Ilahi. Proporsi perbandingan antara pikiran bawah sadar dan pikiran sadar sama dengan 3:1 atau sama dengan 75% alam pikiran manusia dikuasai oleh pikiran bawah sadar sedangkan pikiran sadar hanya menguasai 25% alam pikiran manusia. Inilah kekuatan yang terkandung dalam pikiran manusia sehingga pada alam pikiran RASHA HATI NURANI, manusia mampu melihat masa lalu, masa kini dan masa depan dan manusia (ciptaan) mampu manunggal dengan sang khaliq (pencipta).
  
Abdul Khafi Syatra, 2010, Misteri Alam Bawah Sadar Manusia, DIVA press Yogyakarta.
Achmad Chodjim, 2004. Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga. PT. Serambi Ilmu Semesta. Jakarta
As’adi Muhammad, 2011, Cara Kerja Emosi dan Pikiran Manusia, DIVA press, Yogyakarya
Kamus Besar Bahasa Indonesia Ofline 1.3

Krishna, Anand. 2001. Ilmu Medis dan Meditasi: Conscious Mind, Subconscious Mind, Superconscious Mind, & No-Mind. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Muhammad Sholikhin. 2011. Manunggaling Kawula-Gusti (Filsafat Kemanunggalan Syekh Siti Jenar. NARASI. Sumberan, Yogyakarta
Muhammad Sholikhin. 2011. Sufisme Syekh Siti Jenar (Kajian Kitab Serat dan Suluk Siti Jenar. NARASI. Sumberan, Yogyakarta
Muhammad Sholikhin. 2011. Ajaran Ma’rifat Syekh Siti Jenar. NARASI. Sumberan, Yogyakarta
Serat ajaran-dan-pemikiran-syekh-siti-jenar
Serat-wirid-hidayat-jati
Suluk-sajatining-salat-sarengat-tarekat-kakekat-makripat
…………...www.alangalangkumitir.blogspot.com
……………http://en.wikipedia.org/wiki/Mind, diakses tanggal 1 Oktober 2011

Zulkifli bin Muhammad bin Ibrahim Banahsan Bin Syahab, dkk. 2008. Wujud (Menuju Jalan Kebenaran), CV. Mutiara Kertas. Solo

"Terima Kasih anda telah berkunjung di web ini. Semoga penyajian saya menjadi inspirasi dan bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan.Selamat Menikmati!