Diberdayakan oleh Blogger.
Postingan Populer
-
Simposium Nasional Akuntansi 15 dilaksanakan di Banjarmasin Tahun 2012. untuk mendownload Jurnal SNA 15 silahkan klic Link dibawah ini : ...
-
Simposium Nasional Akuntansi 13 dilaksanakan di Purwokerto Tahun 2010. untuk mendownload Jurnal SNA 13 untuk masing-masing bidang silahkan k...
-
Simposium Nasional Akuntansi 14 dilaksanakan di Aceh Tahun 2011. untuk mendownload Jurnal SNA 14 silahkan klic Link dibawah ini : ...
-
Simposium Nasional Akuntansi 16 dilaksanakan di Manado 25-28 September 2013. untuk mendownload Jurnal SNA 16 silahkan klic Link dibawah in...
-
Simposium Nasional Akuntansi 11 dilaksanakan di Pontianak tahun 2008. untuk mendownload Jurnal SNA 11 silahkan klic tautan dibawah ini : ...
Sabtu, 19 Mei 2012
Pikiran Manusia
Kamus besar bahasa Indonesia
mengemukakan bahwa Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Pikiran terbagi
dalam dua bagian yakni pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Pikiran sadar merupakan
gagasan dan proses mental yang menggunakan akal budi dan logika untuk mempertimbangkan dan
memutuskan sesuatu yang dikendalikan secara sengaja, dengan kata lain pikiran
sadar merupakan pikiran yang selalu mendasarkan pada fakta atau kenyataan yang
dapat dilihat, didengar dan dirasa. Fungsi utamanya yakni mengenali informasi
yang masuk melalui panca indra, membandingkan, menganalisis kemudian memutuskan
respon spesifik terhadap informasi tersebut. Sedangkan pikiran bawah sadar merupakan suatu pikiran diluar
logika, hal yang tidak diketahui sebelum melalui proses pengalaman, hal yang
tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Fungsi utamanya memproses kebiasaan,
perasaan, memori permanen, persepsi, kepribadian,intuisi, kreaktivitas dan
keyakinan.
Logika Pikiran
Manusia
Logika adalah suatu displin yang berhubungan dengan
metode berpikir. Pada
tingkat dasar, logika memberikan aturan-aturan dan teknik-teknik untuk menentukan apakah suatu argumen
yang diberikan adalah valid. Berpikir
logis digunakan dalam matematika untuk
membuktikan teorema-teorema, dalam ilmu pengetahuan sosial dan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan
banyak masalah. Dalam
logika kita tertarik kepada benar atau salahnya dari pernyataan-pernyataan (statemen-statemen), dan bagaimana
kebenaran/kesalahan dari suatu statemen
dapat ditentukan dari statemen-statemen lain.
Unit terkecil yang berhubungan dengan logika
(proposisional) adalah kalimat.
Kalimat-kalimat yang diperhatikan dalam logika bukan sebarang kalimat tetapi kalimat-kalimat yang bernilai
benar atau salah. Jenis kalimat
ini disebut pernyataan atau statemen (statement). Setiap pernyataan adalah sebuah
kalimat, tetapi sebuah kalimat belum
tentu
sebuah pernyataan. Hanyalah kalimat-kalimat yang bersifat “menerangkan sesuatu” (kalimat deklaratif)
yang dapat digolongkan sebagai pernyataan.
Akan tetapi, tidak semua kalimat yang
menerangkan sesuatu dapat digolongkan
sebagai
pernyataan. Jika sebuah pernyataan
benar, maka pernyataan tersebut dikatakan
mempunyai
nilai kebenaran “benar”; jika sebuah pernyataan salah, maka nilai kebenarannya adalah “salah”.
Oleh karena itu
soerang sufi berkata “ bunuhlah aku dengan pedangmu, tetapi tidak dengan
kata-katamu”. Sebab setiap kata memiliki energy tersendiri, jika tidak memiliki
filter diri yang baik, energy kata akan mempengaruhi hampir seluruh alam sadar
dan alam bawah sadar kita bahkan mengisi aliran darah dan nafas kita. Pada
titik ini, jika energy kata yang muncul adalah energy negative maka
kreaktivitas jiwa dan fisik berikut harga diri akan rapuh dan secara perlahan
mengubah tubuh kita yang semula tegar dan membanggakan menjadi rapuh dan
pesimistik, yang pada akhirnya kita akan terbawa pada ruang gelap dan
menakutkan.
Klafisifikasi
Pikiran Manusia
Sebagaimana
dijelaskan diatas bahwa pikiran manusia terbagi dalam dua bagian yakni Pertama
pikiran sadar yang berfungsi mengenali informasi yang masuk melalui panca
indra, membandingkan, menganalisis kemudian memutuskan respon spesifik terhadap
informasi tersebut yang letaknya berada di otak bagian kiri. Kedua pikiran bawah sadar berfungsi memproses kebiasaan,
perasaan, memori permanen, persepsi, kepribadian,intuisi, kreaktivitas dan
keyakinan yang letaknya berada di otak bagian kanan. Berdasarkan bagian
tersebut, menurut abdul khafi syatra ( 2010:24-26 ) masing-masing bagian
memiliki kapasitas yang meliputi :
Pikiran Sadar
|
Pikiran Bawah Sadar
|
a.
Menguasai 7 ± 2 bit informasi
b.
Berpikir berurutan
c.
Logis
d.
Linier
e.
Berpikir
f.
Pengalaman Sekunder
g.
Sadar
h.
Gerakan Sadar
i.
Masa Kini
j.
Mencoba mengerti masalah
k.
Memilih/mengarahkan tujuan
l.
Disengaja
m. Verbal
n.
Analitis
o.
Fokus terbatas
p.
Kognitif
q.
Memproses sesudah 0,5 detik
|
a.
Menguasai 2,3 juta bit informasi
b.
Simultan/bersamaan
c.
Intuitif dan berhubungan
d.
Sibernetik/acak
e.
Merasa
f.
Pengalaman primer
g.
Tidur,mimpi dan lain sebagainya
h.
Gerakan tak sadar
i.
Menyimpan informasi/memori
j.
Mengetahui solusi
k.
Membuat tujuan tercapai
l.
Otomatis
m. Non-verbal
n.
Sintetik
o.
Tak terbatas dan meluas
p.
Eksperiensial
q.
Memproses langsung, sebelum pikiran sadar menyadari.
|
Kondisi tersebut dapat digambarkan dalam peta
pikiran manusia sebagai berikut :
Gambar : Peta Pikiran Manusia
Sumber
: dikembangkan untuk makalah ini
Berdasarkan gambar diatas dapat di klasifikasikan bahwa posisi
pikiran sadar terletak pada garis Beta, Conscious Mind, inilah yang
disebut PIKIRAN yang membentuk Realitas Fisik bermuara pada Keserdasan
Intelektual. Sedangkan Pikiran Bawah sadar terletak pada garis Alfa, Teta dan
Delta, subconscious mind (unconscious
mind), superconscious mind, dan No
mind , inilah yang disebut RASHA HATI NURANI bermuara pada
Kecerdasan Mental/Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Ilahi. Selain
itu gambar tersebut menunjukan bahwa perbandingan antara pikiran bawah sadar
dan pikiran sadar sama dengan 3:1 atau sama dengan 75% alam pikiran manusia
dikuasai oleh pikiran bawah sadar sedangkan pikiran sadar hanya menguasai 25%
alam pikiran manusia. Lebih lanjut tingkatan pikiran tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Tingkatan pertama
pada alam pikiran manusia yakni Conscious mind yang merupakan kesadaran yang paling rendah atau kesadaran
keinginan untuk memperoleh kepuasan, kenikmatan, dan kenyamanan lewat
terpenuhinya kebutuhan instink-instink hewani dengan jangkuan yang sangat
terbatas, sebatas kesadaran fisik yang disebut ego (Krishna, 2001:56-57). Kemudian pada
tingkatan kedua alam pikiran manusia disebut subconscious mind yang merupakan kesadaran yang
lebih tinggi dibandingkan Conscious mind. Tugas subconscious mind mengumpulkan stimulus panca indera baik yang disadari
maupun tidak kedalam medan bio-electric
(Krishna, 2001:57). Subconscious mind
akan terjadi ketika seseorang berpikir mendalam tentang suatu masalah,
menganalisis suatu alasan, filsafat, sedang berhalunisasi, sedang melakukan
visualisasi, dan sedang melamun/berkhayal atau berimajinasi (Krishna,
2001:57-58). Subconscious mind
membuat kita tidak pernah hidup dalam kekinian karena membawa kita memikirkan
masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan (Krishna, 2001:58-59). Hal ini
menyebabkan kita terjebak pada waktu, padahal waktu merupakan sebuah ilusi
(Tolle, 2004:36).
Sementara itu pada
tingkatan ketiga alam pikiran manusia disebut superconscious mind, yang pada dasarnya pikiran ini berada diluar logika dan analisis
rasional, semacam intuisi (Krishna, 2001:86). Dalam bahasa psikologi, superconscious mind, disebut juga dengan
cosmic mind atau super mind, dimana pikiran kita berada pada kondisi paling lembut,
paling halus, paling dalam, tetapi masih berada dalam mind itu sendiri
(Krishna, 2001:88).
Terakhir tingkatan alam pikiran manusia adalah no mind yang merupakan tingkatan pikiran manusia yang
paling tinggi. Pada tingkatan ini
manusia akan berada pada kesadaran murni, diluar jangkauan pikiran, rasa, dan
bebas dari kekangan mind-mind
sebelumnya (Krishna, 2001:99-100). Dengan kata lain, pada kondisi no mind, kita akan terbebas dari segala
kebutuhan instink hewani dan sampah-sampah negatif dan positif subconscious mind. Kondisi no mind merupakan kondisi idaman setiap
manusia meskipun sulit dijangkau dan direalisasikan.
Selain itu alam pikiran
manusia memiliki empat gelombang otak yakni untuk pikiran sadar atau yang sering diposisiskan sebagai otak
bagian kiri memiliki satu
gelombang yaitu gelombang otak beta sedangkan pikiran bawah
sadar yang merupakan otak bagian
kanan memiliki tiga
kelombang yaitu gelombang Alfa, Theta dan Delta. Menurut para
ahli saraf (neurology) dalam Abdul khafi syatra (2010 : 100-102) empat gelombang otak tersebut menempati frekuensi
gelombang sebagai berikut :
1. Beta
( frekuensinya 14-100
Hz). Dalam frekuensi ini, kita tengah berada pada kondisi aktif, terjaga, sadar
penuh, dan didominasi oleh logika. Inilah kondisi normal yang kita alami
sehari-hari ketika sedang terjaga (tidak tidur). Kita berada pada frekuensi ini
ketika kita bekerja, berkonsentrasi,berbicara,berpikir tentang masalah yang
kita hadapi dan sebagainya. Dalam frekuensi ini, kerja otak cenderung memantik
munculnya rasa cemas, khawatir, stress dan marah.
2. Alpha
(frekuensinya 8-13,9
Hz). Ketika otak kita berada dalam getaran frekuensi ini, kita akan berada pada
posisi khusyuk, rileks, meditative,nyaman, dan ikhlas. Dalam frekuensi ini,
kerja otak mampu menyebabkan kita merasa nyaman, tenang, dan bahagia.
3. Theta
(frekuensinya 4-7,9
Hz). Dalam frekuensi yang rendah ini, seseorang akan berada pada kondisi sangat
khusyuk, keheningan yang mendalam, deep-meditation,
dan “mampu mendengar” nurani bawah sadar. Inilah kondisi yang mungkin diraih
oleh para ulama biksu ketika mereka melantunkan do’a di tengah keheningan malam
pada sang Ilahi.
4. Delta
(frekuensinya 0,1-3,9
Hz). Frekuensi terendah ini terdeteksi ketika orang tengah tertidur pulas tanpa
mimpi. Dalam frekuensi ini, otak memproduksi human growth hormone yang baik bagi kesehatan kita. Bila seseorang
tidur dalam keadaan delta yang stabil, kualitas tidurnya sangat tinggi.
Gambar :
Mesin Waktu
Sumber : Dikembangkan untuk makalah ini
Selain itu dalam posisi inilah manusia manunggal
dengan penciptanya yang kemudian di kenal dengan istilah manuggaling kawulo
gusti. Manunggaling Kawulo Gusti merupakan Ajaran tertinggi dalam
kedudukan tasawuf, sehingga memahaminya membutuhkan dasar yang kuat tentang
ajaran syariat, tarekat, hakikat dan ma’rifat serta ma’rifatullah. Ajaran
Manunggaling Kawulo Gusti merupakan ajaran yang sangat terkenal dengan tokohnya
ialah Syekh Siti Jenar. Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti bersumbu pada sasahidan
memiliki inti kalimat dua hal yakni “
la ilaha illa ana” dan “ana al-Haqq” yang sekaligus dua hal tersebut
memnandai tingkatan zikir yang tertinggi dalam paham tasawuf.
R.Ng
Ranggawarsita (1802-1873) ia merupaka punjangga terakhir keraton Surakarta
mencoba mensistematiskan sebagian ajaran Syekh Siti Jenar dalam karyanya Serat
Wirid Hidayat Jati. Menurut
Ranggawarsita pokok keilmuan Syekh Siti Jenar di sebut sebagai “ Ngelmu
Ma’rifat Kasampurnaning Ngaurip”. Ranggawarsita menyebutkan basis ilmiah
ajaran tersebut adalah renungan filsafat yang bentuk aplikasinya adalah metafisika
dan etika.
Ajaran
metafisika meliputi ontology, kosmogoni dan antropologi. Ontology berbicara
tentang ada dan tidak ada, dalam hal ini Syekh Siti Jenar merumuskan tentang
Hakikat Dzat Yang Maha Suci memiliki sifat, nama dan perbuatan “Kami”. Dari
“Kami” inilah kemudian muncul “ada” dan “keadaan” lain, yang sifatnya hakiki
adalah “Tunggal”.
Manusia
yang dalam hidupnya di alam kematian dunia ini disebut sebagai khalifatullah
(wakil Allah = pecahan ketunggalan Allah), dan kemudian ia harus berwadah dalam
bentuk jisim (jasmani) ia harus menyandang gelar “kawula”, sebab jasad
harus melakukan aktivitas untuk memelihara jasadnya dari kerusakan, dan untuk
menunda kematian jasadnya, disebut “ngibadah” kepada yang menyediakan
raga (Gusti). Untuk itu kawula hanya memiliki satu tempat kembali, yakni Allah,
sebagai asalnya. Maka manusia tidak boleh terjebak
dalam badan wadag yang hanya berfungsi sementara sebagai “wadah” Roh
Ilahi. Justru Roh Ilahi inilah yang harus dijaga guna menuju ketunggalan
kembali (Manunggaling Kawula-Gusti).
Kosmogoni berbicara tentang Dzat
Yang Maha Kuasa, dalam perwujudannya di dunia, Dzat Yang Maha Kuasa tidak lain
adalah Kodrat Pribadi manusia itu sendiri. Dalam Kodrat Pribadi itulah
tersimpan misteri cipta-mencipta yang terdiri atas; kehidupan (sajaratul-yaqin)
yang berada dalam alam makdum,Nur Muhammad, Mir’at al-Haya’
(cermin pribadi manusia yang dengan berkaca padanya
akan bisa menunjukkan Diri Sejatinya), Jiwa Sejati, yakni Roh al-Idhafi,
Kandhil (sejenis lampu), durrah (sejenis permata kemilau), dinding Jalal
(dalam hijab-hijab nafsu), dan tabir wajah “Kami”.
Kemudian dari aspek kosmogoni,
Syekh Siti Jenar juga berbicara tentang konsep-konsep biologi, fisika-kosmologi,
psikologi, sosial, politik, keagamaan, dan ekonomi. Semua itu terrumus dalam
ajaran-ajaran sebagaimana terdapat dalam berbagai serat, suluk, dan babad.
Sayangnya, selama ini orang hanya menganggap bahwa ajaran Syekh Siti Jenar
hanyalah mistik Jawa an sich.
Dalam segi antropologi, Syekh Siti
Jenar berbicara tentang manusia sebagai rahsa (innermost feeling).
Syekh Siti Jenar menguraikan manusia pertama dan utama ditekankan sebagai
makhluk rohani, yang pada dasarnya penuh dengan nilai-nilai kemuliaan dan
keutamaan. Barulah kemudian Syekh Siti Jenar mengungkapkan tentang anasir-anasir
biologis yang membentuk jasad manusia. Ini menunjukkan bahwa sifat atau watak
manusia yang buruk tidaklah asali, atau dari asalnya. Watak buruk, yang
kemudian memunculkan perilaku buruk tidak lain sebagai akibat dari
pengaruh-pengaruh kebutuhan anasir kasar diri manusia, yang meliputi anasir
tanah, api, udara, dan air. Karena kebutuhan anasir kasar inilah maka terdapat
hawa-nafsu.
Setelah itu juga dikemukakan, bahwa
dalam anasir-anasir kasar biologis, juga diisikan unsur-unsur halus sebagai bekal
kehidupan di dunia. Unsur-unsur halus ini meliputi nur, rasa, roh, nafsu, dan
budi yang kemudian disebut atau berfungsikan sebagai “tabir Wajah Kami Yang
Maha Suci.” Nah, kondisi ke- manunggalan adalah upaya penggabungan unsur-unsur
halus ini yang dikelola secara optimal, dengan asalnya, yakni sang Rahsa, dengan
mengesampingkan anasir-anasir kasar yang ada. Sebab anasir kasar hanya
berfungsi sementara di dunia saja, sebagai wadah roh tiupan Ilahi, dalam arti rahsa
di atas.
Sedangkan ajaran etika berupa etika
praktis, yakni tata laku susila sebagai sarana untuk memungkinkan transforma dari
manusia biasa menjadi Manusia Sempurna atau Manusia Paripurna, yang dalam
istilah tasawuf disebut sebagai al-Insan al- Kamil. Titik tolak dari
ajaran etika ini adalah eksistensi manusia dalam struktur jasmani-rohaninya,
yang dalam pelaksanaan sehari-hari disebut sebagai “tapaning ngaurip” (bertapa
dalam hidup). Dan inilah pula yang dikenal sebagai proses pelatihan “mati
sakjeroning hurip”.
Sasaran
dari “tapaning ngaurip” meliputi:
(1)
Badan jasmani dengan bersikap menguasai diri;
(2)
Akal-budi, yaitu kesanggupan menerima (receptive attitude);
(3)
Nafsu, dengan bersikap rela;
(4)
Jiwa dengan bersungguh hati;
(5)
Rasa dengan kemampuan berdiam diri dan berserah diri;
(6)
Cahaya melalui upaya suci, bersih, dan hening;
(7)
Atma dengan sikap awas dan kesadaran seutuhnya.
Tata laku susila ini kemudian
diteruskan menjalankan samadi (the practice of meditation, al-khalwat),
atau oleh masyarakat Jawa disebut sebagai manekung, dan dalam istilah
sekarang dikenal pula sebagai ilmu laku hening. Namun berbeda dengan
praktik meditasi pada umumnya, dalam ajaran Syekh Siti Jenar, langkah al-khalwat
ini merupakan bentuk pengelolaan daya-cipta sebagai proses mematikan jasad
dalam hidup-dunia, dalam rangka melakukan perjalanan manunggal dengan Allah.
Dari proses manunggal itulah seluruh asma, sifat dan af al Allah diserap
menjadi asma, sifat, dan afal Diri Pribadi di dunia ini.
Tahapan yang harus dilewati seorang
salik (orang-orang yang hendah mencapai ridha Allah) untuk mencapai insane
kamil (Manunggaling Kawula Gusti)
Simpulan
Pikiran sadar merupakan gagasan dan proses mental yang menggunakan akal budi dan logika
untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu yang dikendalikan secara sengaja,
dengan kata lain pikiran sadar merupakan pikiran yang selalu mendasarkan pada
fakta atau kenyataan yang dapat dilihat, didengar dan dirasa. Fungsi utamanya
yakni mengenali informasi yang masuk melalui panca indra, membandingkan,
menganalisis kemudian memutuskan respon spesifik terhadap informasi tersebut. Posisi
pikiran sadar manusia terletak pada
garis Beta, Conscious Mind, inilah yang disebut PIKIRAN yang
membentuk Realitas Fisik bermuara pada Keserdasan Intelektual.
Disisi
lain pikiran bawah sadar
merupakan suatu pikiran diluar logika, hal yang tidak diketahui sebelum melalui
proses pengalaman, hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Fungsi
utamanya memproses kebiasaan, perasaan, memori permanen, persepsi, kepribadian, intuisi, kreaktivitas dan keyakinan. Posisi pikiran bawah sadar terletak pada
garis Alfa, Theta dan Delta, subconscious mind (unconscious mind),
superconscious mind, dan No mind ,
inilah yang disebut RASHA HATI NURANI bermuara pada Kecerdasan Mental/Emosional, Kecerdasan
Spiritual dan Kecerdasan Ilahi. Proporsi perbandingan antara
pikiran bawah sadar dan pikiran sadar sama dengan 3:1 atau sama dengan 75% alam
pikiran manusia dikuasai oleh pikiran bawah sadar sedangkan pikiran sadar hanya
menguasai 25% alam pikiran manusia. Inilah kekuatan yang terkandung dalam pikiran
manusia sehingga pada alam pikiran RASHA HATI NURANI, manusia mampu
melihat masa lalu, masa kini dan masa depan dan manusia (ciptaan) mampu
manunggal dengan sang khaliq (pencipta).
Abdul
Khafi Syatra, 2010, Misteri Alam Bawah Sadar Manusia, DIVA press Yogyakarta.
Achmad Chodjim, 2004. Mistik dan Makrifat
Sunan Kalijaga. PT. Serambi Ilmu Semesta. Jakarta
As’adi
Muhammad, 2011, Cara Kerja Emosi dan Pikiran Manusia, DIVA press, Yogyakarya
Kamus
Besar Bahasa Indonesia Ofline 1.3
Krishna, Anand. 2001. Ilmu Medis dan
Meditasi: Conscious Mind, Subconscious Mind, Superconscious Mind, & No-Mind.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Muhammad Sholikhin. 2011. Manunggaling
Kawula-Gusti (Filsafat Kemanunggalan Syekh Siti Jenar. NARASI. Sumberan,
Yogyakarta
Muhammad Sholikhin. 2011. Sufisme Syekh
Siti Jenar (Kajian Kitab Serat dan Suluk Siti Jenar. NARASI. Sumberan,
Yogyakarta
Muhammad Sholikhin. 2011. Ajaran Ma’rifat
Syekh Siti Jenar. NARASI. Sumberan, Yogyakarta
Serat ajaran-dan-pemikiran-syekh-siti-jenar
Serat-wirid-hidayat-jati
Suluk-sajatining-salat-sarengat-tarekat-kakekat-makripat
…………...www.alangalangkumitir.blogspot.com
……………http://en.wikipedia.org/wiki/Mind, diakses tanggal 1 Oktober 2011
Zulkifli bin Muhammad bin Ibrahim Banahsan
Bin Syahab, dkk. 2008. Wujud (Menuju Jalan Kebenaran), CV. Mutiara Kertas. Solo