KUMPARTA: AKUNTANSI EMANSIPASI: AGENDA DEKONSTRUKSI AKUNTANSI
Diberdayakan oleh Blogger.

Postingan Populer

Rabu, 04 Juli 2012

BAGIAN KEEMPAT


Dengan memperhatikan fakta saat ini, maka menunjukan bahwa konsep teori akuntansi gagal dalam mendesain laporan keuangan. Jika tidak segera diatasi maka akuntansi akan mengalami kebangkrutan dan akhirnya mati dengan membawa keyakinan yang belum tentu benar adanya. Oleh karena itu satu-satunya jalan adalah dekonstruksi konsep teori akuntansi. Akuntansi tidak bisa lagi bertahan dengan argumentasi bahwa benar atau salah, bermanfaat atau menyesatkan tidak dibutuhkan pembuktian. Akuntansi harus membuka diri, rendah hati dan berlapang dada menerima nilai-nilai baru untuk kelangsungan hidup akuntansi.



Akuntansi di Ambang Kebangkrutan

            Akhir-akhir ini, akuntansi sering dikonotasikan sebagai alat untuk membantu suksesnya suatu bisnis. Aspek penting yang terlihat dari konotasi tersebut adalah akuntansi merupakan mesin produksi informasi akuntansi. Sebagai mesin produksi akuntnsi dituntut untuk mengahasilkan informasi akuntansi yang berkualitas. Suatu informasi yang berkualitas, informasi akuntansi harus memenuhi beberapa syarat. Kerangka kerja konseptual akuntansi menyaratkan suatu informasi yang berkualitas harus memiliki ciri-ciri:
            Pertama, laporan keuangan harus relevan yakni laporan keuangan harus merefleksikan informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya.
Informasi yang relevan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


Memiliki manfaat umpan balik (feedback value), 
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.


Memiliki manfaat prediktif (predictive value),  
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.


Tepat waktu, 
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.


Lengkap, 
Informasi akuntansi keuangan perusahaan disajikan selengkap mungkin, yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.

            Kedua, laporan keuangan harus Andal yakni laporan keuangan harus bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:


Penyajian Jujur.
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.


 Dapat Diverifikasi (verifiability)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.


Netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.
           
              Ketiga, laporan keuangan harus dapat dibandingkan artinya laporan keuanga akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas perusahaan akan menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
            Keempat, laporan keuangan harus dapat dipahami artinya Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
            Memperhatikan begitu besar harapan teori akuntansi terhadap hasil produksi akuntansi yakni informasi akuntansi untuk menjadi penentu dalam setiap pengambilan keputusan bisnis, menjadi pupus setelah munculnya berbagai penelitian yang mengindikasikan bahwa informasi akuntansi (Laporan keuangan) tidak lagi berperan dalam pengambilan keputusan bisnis. Justru banyak penelitian yang mengindikasikan bahwa informasi lain selain informasi akuntasilah yang berperan dalam pengambilan keputusan bisnis. Berikut disampaikan hasil penelitian berkaitan dengan kegunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan bisnis.
            Tarmizi achmad 2003. Melakukan penelitian dengan judul “Analisis kegunaan laporan keuangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal indonesia” hasil penelitiannya : PertamaLaporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang telah "go-public", menurut pendapat para responden tidak menghasilkan informasi yang relevn. Hal ini disebabkan oleh adanya data dari 39 jawaban responden, yang dimasukkan sebagai sampel adalah sebesar 34 buah sebab yang 5 buah jawaban tidak menghasilkan tanda plus dan minus, yang sebagaian besar menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan publik biasanya datangnya sering terlambat. Bahkan ada kenecerungan para pemakailah yang harus aktif untuk meminta laporan keuangan ke perusahaan emiten. KeduaMeskipun laporan keuangan berisi informasi yang benar dan dapat dipercaya namun datangnya sering terlambat, hal tersebut cenderung akan menghilangkan sifat relevansinya.
              Hervi Andita Rahman 2008, meneliti dengan judul “Reaksi pasar sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bei Periode 2004-2006”. Hasil Penelitiannya : PertamaBerdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji paired sample t-test, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara hasil statistik, hasilnya tidak signifikan pada abnormal return saham yang terjadi baik sebelum dan setelah tanggal publikasi laporan keuangan. Hal ini mungkin disebabkan pada hari publikasi ada suatu peristiwa lain yang lebih berpengaruh terhadap abnormal return saham, sehingga investor kurang merespon publikasi laporan keuangan. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa investor tidak bereaksi lebih atas adanya publikasi laporan keuangan yang dilakukan perusahaan perbankan pada periode t-1 dan t+1, t-2 dan t+2, t-3 dan t+3 pada tahun 2004-2006. KeduaBerdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji paired sample t test, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara hasil statistik, hasilnya tidak signifikan pada volume perdagangan yang terjadi baik sebelum dan setelah tanggal publikasi laporan keuangan. Hal ini mungkin disebabkan pada hari publikasi ada suatu peristiwa lain yang lebih berpengaruh terhadap volume perdagangan, sehingga investor kurang merespon publikasi laporan keuangan. Berdasarkan hasil analisa secara keseluruhan, dapat diambil kesimpulan bahwa investor tidak bereaksi lebih atas adanya publikasi laporan keuangan yang dilakukan perusahaan perbankan pada periode t-1 dan t+1, t-2 dan t+2, t-3 dan t+3 pada tahun 2004-2006. Secara keseluruhan dapat disimpulakna bahwa bahwa investor tidak bereaksi terhadap informasi yang dipublikasikan pada laporan keuangan.
            Nicky Nathaniel SD, 2008. Meneliti dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi return saham (Studi Pada Saham-saham Real Estate and Property di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2006)” Hasil Penelitiannya menunjukkan bahwa hanya variabel Price to Book Value (PBV) yang berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan Debt to Equity Ratio (DER), Earning per Share (EPS) dan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. Hasil yang tidak signifikan ini menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER), Earning per Share (EPS) dan Net Profit Margin (NPM) tidak dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan strategi investasi para investor dalam menanamkan sahamnya di pasar modal.
            Lindung Saut Maruli Sirait, 2005. Meneliti dengan judul “Perkembangan efisiensi pasar modal Indonesia pada Bursa Efek Jakarta (BEJ): Analisis reaksi pasar terhadap publikasi laporan keuangan tahunan”. Penelitian ini focus pada pengamatan indicator efisiensi pasar yakni rata-rata SRV (Security Return Variability) dan rata-rata TVA (Trading Volume Activities) yang terjadi pada periode pengamatan setiap tahun dengan batasan 10 hari sebelum hari Publikasi, Hari Publikasi dan 10 Hari setelah Hari Publikasi (Keseluruhan Pengamatan 21 Hari).  Hasil penelitiannya menunjukan bahwa publikasi laporan keuangan tahunan, tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap reaksi pasar, yang berarti Pasar Modal Indonesia pada Bursa Efek Jakarta belum efisien.
            Dwi Susilo, Teguh Djiwanto, Jaryono, 2004. Meneliti dengan judul “Dampak Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Perilaku Return Saham Di Bursa Efek Jakarta” Hasil penelitiannya menunjukan bahwa Tidak ada perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan. Hal ini didasarkan pada pengujian hipotesis dengan menggunakan uji peringkat bertanda wilcoxon (wilcoxon-sign-rank test), dihasilkan bahwa penelitian menerima (tidak menolak) Hipotesis nol, baik model rata-rata disesuaikan maupun model pasar. Hal ini mungkin disebabkan pada hari publikasi ada suatu peristiwa lain yang lebih berpengaruh terhadap perilaku returns aham, sehingga pelaku saham kurang merespon publikasi laporan keuangan.
            Binsar I. K. Telaumbanua, dan Sumiyana, 2008. Event Study: Pengumuman Laba Terhadap Reaksi Pasar Modal  (Study Empiris, Bursa Efek Indonesia 2004-2006) Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan untuk perioda 2004-2006 investor bereaksi lamban untuk menyerap informasi dari perusahaan yang mempublikasi labanya. Hal tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor. (1) Kondisi makro ekonomi yang terjadi sepanjang perioda pengumuman laba 2004-2006. (2) Peristiwa gonjang ganjing politik terkait dengan Pemerintahan yang baru terbentuk, sosial, politik dan keamanan dalam negeri. (3) Ada indikasi informasi laba yang diterima oleh Bapepam-LK menjadi tidak valid karena ada kemungkinan informasi laba tersebut sudah bocor terlebih dahulu sebelum diterima oleh Bapepam-LK. Sehingga pada saat pengumuman laba, investor dan pelaku pasar lainnya tidak merespon dengan cepat disekitar tanggal pengumuman laba. investor menganggap informasi laba tersebt “BASI“.
            Dengan memperhatikan fakta diatas maka menunjukan bahwa konsep teori akuntansi gagal dalam mendesain laporan keuangan. Jika tidak segera diatasi maka akuntansi akan mengalami kebangkrutan dan akhirnya mati dengan membawa keyakinan yang belum tentu benar adanya. Oleh karena itu satu-satunya jalan adalah dekonstruksi konsep teori akuntansi. Akuntansi tidak bisa lagi bertahan dengan argumentasi bahwa benar atau salah tidak dibutuhkan pembuktian. Akuntansi harus membuka diri, rendah hati dan berlapang dada menerima nilai-nilai baru untuk kelangsungan hidup akuntansi. 

0 komentar:

"Terima Kasih anda telah berkunjung di web ini. Semoga penyajian saya menjadi inspirasi dan bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan.Selamat Menikmati!