KUMPARTA: AKUNTANSI EMANSIPASI:AGENDA DEKONSTRUKSI AKUNTANSI
Diberdayakan oleh Blogger.

Postingan Populer

Minggu, 24 Juni 2012

BAGIAN KEDUA

Akuntansi memiliki keyakinan bahwa Postulat Akuntansi dan Konsep Teori akuntansi merupakan pernyataan yang tidak perlu ada pembuktian, yang artinya bahwa akuntansi itu benar atau salah tidak dibutuhkan pembuktian.  Oleh karena itu akuntansi tidak membutuhkan moral, etika apalagi kejujuran dan amanah, inilah pengakuan bahwa akuntansi merupakan value free dan sekuler.

Struktur Teori Akuntansi
            Argumentasi yang menarik untuk disampaikan adalah bahwa akuntansi tidak akan muncul ketika aktivitas kehidupan manusia tidak berkembang. Akuntansi tidak akan muncul ketika manusia hanya sekedar menjalankan aktivitas perdagangan berupa barter saja. Akuntansi tidak akan muncul ketika revolusi industri dimana manusia mampu mengolah dan menghasilkan barang baru untuk memenuhi kebutuhannya melalui pengolahan dan produksi barang dengan bahan baku dari alam tidak ada. Akuntansi tidak akan muncul ketika aktivitas keinginan manusia tidak berkembang dan hanya cukup dipenuhi oleh kebutuhan dengan bercocok tanam dan berburu saja. Akuntansi tidak akan muncul ketika manusia tidak memiliki pengetahuan tentang angka dan ilmu pengetahuan matematika.
            Oleh karena, aktivitas kehidupan manusia berubah dan berkembang, maka seiring dengan itu pula akuntansi berkembang dan dibutuhkan. Namun sayangnya perkembangan akuntansi tersebut tidak secara berimbang. Hal ini terlihat bahwa perkembangan akuntansi hanya dipandang sebagai alat untuk membantu suksesnya suatu bisnis. Untuk mencapai kondisi tersebut perhatian dicurahkan untuk lebih mendayagunakan alat ini sehingga mampu diterima oleh seluruh penggunanya (generalisasi). Untuk menopang hal itu, postulat dan konsep teoritis akuntansi harus dihadirkan. Selain  perhatian pada pendayagunaan alat, perhatian juga ditujukan kepada obyektivitas penggunaan alat, dalam menyajikan pelaporan keuangan kepada para pemilik bisnis sehingga terdapat kesamaan pandangan dan opini ketika pemilik yang berbeda membaca pelaporan keuangan yang diproduksi akuntansi. Untuk itu metode dan prinsip akuntansi diperlukan kehadirannya. Metode dan prinsip ini kemudian dikembangkan dengan meletakkan akuntansi diluar manusia yang membuat dan menciptakannya artinya akuntansi harus independen atau value free, sehingga diperkirakan akan dapat diterima oleh semua orang, semua organisasi dan semua kelompok yang menginginkan kesuksesan bisnisnya. Pada kondisi ini teknik-teknik praktik akuntansi diperlukan untuk menopang tujuan tersebut.
           Struktur Teori Akuntansi memiliki elemen penting yang meliputi pertama, Tujuan Laporan Keuangan yakni menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
            Kedua, Postulat Akuntansi yang merupakan pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri/tidak memerlukan pembuktian atau disebut juga aksioma yang sudah terima karena kesesuaiannya dengan (untuk menopang dan mewujudkan) laporan keuangan yang menggambarkan aspek ekonomi, politik, sosiologis dan hukum suatu lingkungan dimana akuntansi itu beroperasi. Postulat Akuntansi meliputi :
a.       Entity
Menurut konsep ini kita bisa menyusun laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan pemakainya, maka setiap perusahaan dianggap sebagai unit akuntansi yang terpisah dari pemiliknya. Yang menjadi perhatian dalam postulat ini adalah para pemakai laporan keuangan bukan pada apa yang diinginkan oleh teori akuntansi
b.      Going concern
Postulat ini menganggap bahwa perusahaan akan terus melaksanakan operasinya sepanjang proses penyelesaian proyek, perjanjian, dan kegiatan yang sedang berlangsung. Artinya bahwa perusahaan dianggap tidakakan berhenti, ditutup atau dilikuidasi dimasa yang akan datang. Jadi postulat ini membenarkan metode historical cost dan book value terhadap asset.
Unit of measure. Postulat ini menganggap bahwa setiap transaksi harus diukur dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang seragam (alat ukurnya adalah uang/rupiah). Keterbatasannya ; informasinya dalam bentuk mata uang ; nilai berfluktuasi karenatergantung kepada kemampuan dari daya beli uang tersebut.
c.       Accounting period
Dalam menyajikan laporan keuangannya harus dilakukan secara periode. Pengertian periode adalah jangka waktu pelaporan yang dapat bulanan, per triwulan, caturwulan, semester dan tahunan.

            Ketiga, konsep teoritis akuntansi yang juga merupakan pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri/tidak memerlukan pembuktian atau disebut juga aksioma yang juga sudah diterima umum karena kesesuaiannya dengan (untuk menopang dan mewujudkan) tujuan laporan keuangan yang menggambarkan sifat-sifat akuntansi yang berperan dalam ekonomi bebas yang ditandai oleh adanya pengakuan pada pemilikan pribadi. Konsep teoritis tersebut meliputi :
a.       The Proprietary Theory/Teori Kepemilikan
Menurut konsep ini, entity adalah sebagai agen, perwakilan atau penugasan dari pengusaha atau pemilik. Tujuan utamanya adalah menentukan dan menganalisa kekayaan bersih perusahaan yang merupakan hak si pemilik.
Asset - Utang = Ekitas Pemilik
b.      The Entity Theory
Teori ini menganggap entity sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang menanamkan modal ke dalam perusahaan dan unit usaha itulah yang menjadi pusat perhatian yang harus dilayani bukan pemilik. Dengan demikian yang menjadi perhatiannya adalah Income.
Asset = Ekuitas Asset = Utang + Ekuitas Pemegang Saham
c.       The Fund Theory
Teori ini menganggap unit usaha merupakan sumber ekonomi (funds) dan kewajiban yang ditetapkan sebagai pembatasan-pembatasan terhadap penggunaan aset tersebut. Perhatian teori ini adalah asset.
Asset = Pembatasan Asset

            Keempat, Prinsip dasar akuntansi yang merupakan prinsip sifat - sifat yang mendasari akuntansi dan seluruh outputnya (laporan keuangan) yang menjadi dasar dalam pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan. Adapun prinsip tersebut adalah :
a.       Dasar akrual
Dalam menyusun laporan keuangan pengakuan transaksi didasarkan pada kejadian atau peristiwa bukan didasarkan pada transaksi kas
b.      Kelangsungan usaha
Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi bahwa entity yang dimaksud akan terus melanjutkan usahanya(tidak ada likuidasi)

c.       The cost principle(Prinsip Kos)
Sering disebut dengan historical cost, yaitu dasar penelaian yang tepat untuk mencatat perolehan barang. Dengan kata lain, setiap perkiraan dinilai berdasarkan harga pertukarannya pada tanggal perolehan.
d.      The revenue principle(Prinsip Revenue)
Menjelaskan tiga hal, yaitu :
a.    Sifat dan komponen revenue
b.    Pengukuran revenue
c.    Bukti pengakuan revenue
d.    The matching principle(Prinsip Penandingan)
Prinsip ini mengatur agar pembebanan biaya harus dilakukan pada periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatan
Menurut prinsip ini, kejadian ekonomis yang sejenis harus dicatat, dilaporkan secara konsisten dari satu periode ke periode yang lain. Artinya prosedur akuntansi yang sama harus diterapkan dalam periode itu.
f.     The disclosure principle(Prinsip Pengungkapan Penuh)
Laporan keuangan didesain dan disajikan sebagai kumpulan potret dari kejadian ekonomi yang mempengaruhi perusahaan untuk suatu periode dan berisi cukup informasi, sehingga membuat orang baik umum atau investor paham dan tidak salah tafsir terhadap laporan keuangan tersebut.
g.    The conservatism principle(Prinsip Konservatisme)
Menurut prinsip ini, apabila kita dihadapkan untuk memilih di antar dua atau lebih prinsip/teknik akuntansi yang sama-sama diterima, diutamakan pilihan yang memberikan pengaruh keuntungan yang paling kecil pada equity pemilik. Artinya pada prinsipnya adalah menganut sikap "kehati-hatian"
h.    The materiality principle (Prinsip Materialitas)
Menurut prinsip ini, transaksi dan kejadian yang memiliki pengaruh ekonomi yang penting dapat dicatat dengan cara yang dipermudah tanpa melihat apakah sesuai dengan prinsip dasar akuntansi atau tidak serta perlu atau tidak diungkapkan.
i.     The Comparability principle (Prinsip Keseragaman)
Menurut Prinsip ini, prosedur digunakan secara seragam oleh perusahaan yang berbeda. Tujuannya adalah komparabilitas laporan keuangan.

            Kelima  adalah Standar akuntansi yang berisi peraturan-peraturan khusus yang dijabarkan dari prinsip dasar akuntansi, yang mengatur tentang bagaimana standar perlakuan pencatatan dan pelaporan terhadap semua transaksi atau kejadian-kejadian tertentu yang dialami oleh suatu lembaga (entity) organisasi atau perusahaan. Seperti yang berkembang saat ini, yakni International Financial Reporting Standards (IFRS).
            Untuk memahami struktur tersebut tentu dibutuhkan logika, dan ini memungkinkan setiap orang memiliki pemahaman yang sama jika melihat dari satu sisi. Namun apabila logika berpikir yang kita bangun adalah logika berpikir berimbang dalam memahami konsep struktur teori akuntansi tersebut, maka pada titik tertentu akan kita peroleh bahwa akuntansi maju dan berkembang hanya pada satu sisi (hanya dengan logika matematika = logika materialism) dan mengabaikan sisi yang lain (logika berimbang = logika kesetaraan). Hal ini yang akhirnya akuntansi dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang mekanistis (paradigma positivis) dan sistematis sekedar angka matematis saja sehingga harus dilihat pengaruhnya terhadap kinerja bisnis berdasarkan angka laba/rugi yang dihasilkannya. Sebagaimana disampaikan oleh Hines (1981;61) yang mengemukakan, akan jadi apa “posisi keuangan” atau “kinerja” atau “ukuran” sebuah perusahaan tanpa akuntansi keuangan ? tanpa konsep “aktiva”, “kewajihan”, “modal”, dan “laba” (yang semuanya diterjemahkan dalam bentuk angka). Dititik ini akuntansi merupakan ilmu pengetahuan yang mengedepankan nilai-nilai materialism, rasionalism dan empirism. Inilah yang kemudian menegaskan bahwa praktek akuntansi selama ini kental dengan kapitalisme. Sehingga Sadar atau tidak bahwa perkembangan Ilmu pengetahuan akuntansi dan kapitalisme selalu berinteraksi secara aktif melalui gerak dialektika yang tidak dapat dihindarkan. Gerakan ini memunculkan perkembangan teori akuntansi seperti Positive Accounting Theory (PAT) yang sejalan dengan kapitalisme itu sendiri.
            Kapitalisme secara pasti telah melahirkan teknologi yang membawa perubahan radikal dalam dunia modern. Sehingga akhirnya akuntansi, teknologi dan kapitalisme menjadi tiga pilar yang saling membagi berperan dalam membentuk jaringan rasionalitas instrumental, rasionalitas efisiensi, birokrasi dan kalkulasi cost/benefit untuk memerdekakan dan mencerahkan manusia sesuai dengan cita-cita pencerahannya. Seiring dengan kelahiran teorinya, akuntansi merupakan salah satu ilmu sosial dimana ilmu pengetahuan dan prakteknya sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kapitalisme. Ini sejalan dengan asumsi pokok Positive Accounting Theory (PAT) yakni:
All individuals’ action is driven by self-interest and individuals will act in an opportunistic manner to the extent that the actions will increase their wealth” Deegan (2006)
Intinya, semua tindakan individu dimotivasi atau didorong oleh kepentingan pribadi, bahkan tindakan oportunis (moral hazard) akan dilakukan, selama tindakan tersebut mampu meningkatkan kesejahretaannya. Dalam kondisi seperti ini maka etika dan moralitas individu atau praktisi bukan menjadi hal penting dalam menjalankan praktek akuntansi. Sehingga pada tahap inilah agency theory, stakeholder theory dan legitimasi theory hadir dalam rangka untuk menjelaskan keadaan tersebut.
Seiring dengan itu, Tricker (1978 ; 8) melihat akuntansi sebagai anak dari budaya di mana akuntansi itu berada, atau dengan kata lain akuntansi sebagai suatu ilmu pengetahuan maupun prakteknya dibentuk melalui interaksi sosial yang sangat kompleks, jika lingkungan yang membentuk akuntansi tersebut adalah lingkungan kapitalisme, maka perkembangan akuntansi sebagai ilmu pengetahuan dan prakteknya akan bernafaskan kapitalisme juga. Beberapa bukti dalam dasawarsa terakhir telah menunjukkan bahwa praktek akuntansi selama ini kental dengan kapitalisme, bakhan, akuntansi dalam lingkungan idiologi kapitalisme menjadi tidak berdaya dan mau tidak mau harus tunduk dalam idiologi kapitalisme.
"Terima Kasih anda telah berkunjung di web ini. Semoga penyajian saya menjadi inspirasi dan bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan.Selamat Menikmati!