Diberdayakan oleh Blogger.
Postingan Populer
-
Simposium Nasional Akuntansi 15 dilaksanakan di Banjarmasin Tahun 2012. untuk mendownload Jurnal SNA 15 silahkan klic Link dibawah ini : ...
-
Simposium Nasional Akuntansi 13 dilaksanakan di Purwokerto Tahun 2010. untuk mendownload Jurnal SNA 13 untuk masing-masing bidang silahkan k...
-
Simposium Nasional Akuntansi 14 dilaksanakan di Aceh Tahun 2011. untuk mendownload Jurnal SNA 14 silahkan klic Link dibawah ini : ...
-
Simposium Nasional Akuntansi 16 dilaksanakan di Manado 25-28 September 2013. untuk mendownload Jurnal SNA 16 silahkan klic Link dibawah in...
-
Simposium Nasional Akuntansi 11 dilaksanakan di Pontianak tahun 2008. untuk mendownload Jurnal SNA 11 silahkan klic tautan dibawah ini : ...
Minggu, 24 Juni 2012
BAGIAN KEDUA
Akuntansi memiliki keyakinan bahwa
Postulat Akuntansi dan Konsep Teori akuntansi merupakan pernyataan yang tidak
perlu ada pembuktian, yang artinya bahwa akuntansi itu benar atau salah tidak
dibutuhkan pembuktian. Oleh karena itu akuntansi
tidak membutuhkan moral, etika apalagi kejujuran dan amanah, inilah pengakuan
bahwa akuntansi merupakan value free dan sekuler.
Struktur
Teori Akuntansi
Argumentasi yang menarik untuk disampaikan adalah bahwa akuntansi tidak akan muncul
ketika aktivitas kehidupan manusia tidak berkembang. Akuntansi tidak akan
muncul ketika manusia hanya sekedar menjalankan aktivitas perdagangan berupa
barter saja. Akuntansi tidak akan muncul ketika revolusi industri dimana
manusia mampu mengolah dan menghasilkan barang baru untuk memenuhi kebutuhannya
melalui pengolahan dan produksi barang dengan bahan baku dari alam tidak ada.
Akuntansi tidak akan muncul ketika aktivitas keinginan manusia tidak berkembang
dan hanya cukup dipenuhi oleh kebutuhan dengan bercocok tanam dan berburu saja.
Akuntansi tidak akan muncul ketika manusia tidak memiliki pengetahuan tentang
angka dan ilmu pengetahuan matematika.
Oleh
karena, aktivitas kehidupan manusia berubah dan berkembang, maka seiring dengan
itu pula akuntansi berkembang dan dibutuhkan. Namun sayangnya perkembangan
akuntansi tersebut tidak secara berimbang. Hal ini terlihat bahwa perkembangan
akuntansi hanya dipandang sebagai alat untuk membantu suksesnya suatu bisnis.
Untuk mencapai kondisi tersebut perhatian dicurahkan untuk lebih mendayagunakan
alat ini sehingga mampu diterima oleh seluruh penggunanya (generalisasi). Untuk
menopang hal itu, postulat dan konsep teoritis akuntansi harus dihadirkan.
Selain perhatian pada pendayagunaan
alat, perhatian juga ditujukan kepada obyektivitas penggunaan alat, dalam
menyajikan pelaporan keuangan kepada para pemilik bisnis sehingga terdapat
kesamaan pandangan dan opini ketika pemilik yang berbeda membaca pelaporan
keuangan yang diproduksi akuntansi. Untuk itu metode dan prinsip akuntansi
diperlukan kehadirannya. Metode dan prinsip ini kemudian dikembangkan dengan
meletakkan akuntansi diluar manusia yang membuat dan menciptakannya artinya
akuntansi harus independen atau value free, sehingga diperkirakan akan
dapat diterima oleh semua orang, semua organisasi dan semua kelompok yang
menginginkan kesuksesan bisnisnya. Pada kondisi ini teknik-teknik praktik
akuntansi diperlukan untuk menopang tujuan tersebut.
Struktur Teori
Akuntansi memiliki elemen penting yang meliputi pertama, Tujuan Laporan
Keuangan yakni menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Kedua, Postulat
Akuntansi yang merupakan pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri/tidak
memerlukan pembuktian atau disebut juga aksioma yang sudah terima karena
kesesuaiannya dengan (untuk menopang dan mewujudkan) laporan keuangan yang
menggambarkan aspek ekonomi, politik, sosiologis dan hukum suatu lingkungan dimana
akuntansi itu beroperasi. Postulat Akuntansi meliputi :
a.
Entity
Menurut konsep ini kita bisa menyusun laporan keuangan sesuai
dengan kebutuhan pemakainya, maka setiap perusahaan dianggap sebagai unit
akuntansi yang terpisah dari pemiliknya. Yang menjadi perhatian dalam postulat
ini adalah para pemakai laporan keuangan bukan pada apa yang diinginkan oleh
teori akuntansi
b. Going concern
Postulat ini menganggap bahwa perusahaan akan terus melaksanakan
operasinya sepanjang proses penyelesaian proyek, perjanjian, dan kegiatan yang
sedang berlangsung. Artinya bahwa perusahaan dianggap tidakakan berhenti,
ditutup atau dilikuidasi dimasa yang akan datang. Jadi postulat ini membenarkan
metode historical cost dan book value terhadap asset.
Unit of measure. Postulat ini menganggap bahwa setiap transaksi
harus diukur dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang seragam (alat ukurnya
adalah uang/rupiah). Keterbatasannya ; informasinya dalam bentuk mata uang ;
nilai berfluktuasi karenatergantung kepada kemampuan dari daya beli uang
tersebut.
c. Accounting period
Dalam menyajikan laporan keuangannya harus dilakukan secara
periode. Pengertian periode adalah jangka waktu pelaporan yang dapat bulanan,
per triwulan, caturwulan, semester dan tahunan.
Ketiga, konsep teoritis akuntansi yang juga merupakan pernyataan
yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri/tidak memerlukan pembuktian atau
disebut juga aksioma yang juga sudah diterima umum karena kesesuaiannya dengan
(untuk menopang dan mewujudkan) tujuan laporan keuangan yang menggambarkan
sifat-sifat akuntansi yang berperan dalam ekonomi bebas yang ditandai oleh
adanya pengakuan pada pemilikan pribadi. Konsep teoritis tersebut meliputi :
a. The Proprietary Theory/Teori Kepemilikan
Menurut konsep ini, entity adalah sebagai agen, perwakilan atau
penugasan dari pengusaha atau pemilik. Tujuan utamanya adalah menentukan dan
menganalisa kekayaan bersih perusahaan yang merupakan hak si pemilik.
Asset - Utang = Ekitas Pemilik
b. The Entity Theory
Teori ini menganggap entity sebagai sesuatu yang terpisah dan
berbeda dari pihak yang menanamkan modal ke dalam perusahaan dan unit usaha
itulah yang menjadi pusat perhatian yang harus dilayani bukan pemilik. Dengan
demikian yang menjadi perhatiannya adalah Income.
Asset = Ekuitas Asset = Utang + Ekuitas Pemegang Saham
c. The Fund Theory
Teori ini menganggap unit usaha merupakan sumber ekonomi (funds)
dan kewajiban yang ditetapkan sebagai pembatasan-pembatasan terhadap penggunaan
aset tersebut. Perhatian teori ini adalah asset.
Asset = Pembatasan Asset
Keempat, Prinsip dasar akuntansi yang merupakan prinsip sifat -
sifat yang mendasari akuntansi dan seluruh outputnya (laporan keuangan) yang
menjadi dasar dalam pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai
dalam menyusun laporan keuangan. Adapun prinsip tersebut adalah :
a.
Dasar akrual
Dalam menyusun laporan keuangan pengakuan transaksi didasarkan pada
kejadian atau peristiwa bukan didasarkan pada transaksi kas
b.
Kelangsungan
usaha
Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi bahwa entity yang
dimaksud akan terus melanjutkan usahanya(tidak ada likuidasi)
c.
The cost principle(Prinsip Kos)
Sering disebut dengan historical cost, yaitu
dasar penelaian yang tepat untuk mencatat perolehan barang. Dengan kata lain,
setiap perkiraan dinilai berdasarkan harga pertukarannya pada tanggal perolehan.
d.
The revenue
principle(Prinsip Revenue)
Menjelaskan tiga hal, yaitu :
a.
Sifat dan
komponen revenue
b.
Pengukuran
revenue
c.
Bukti pengakuan
revenue
d.
The matching
principle(Prinsip Penandingan)
Prinsip ini mengatur agar pembebanan biaya harus dilakukan pada
periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatan
e. The consistency principle(Prinsip
Konsistensi)
Menurut prinsip ini, kejadian ekonomis yang
sejenis harus dicatat, dilaporkan secara konsisten dari satu periode ke periode
yang lain. Artinya prosedur akuntansi yang sama harus diterapkan dalam periode
itu.
f.
The disclosure
principle(Prinsip Pengungkapan Penuh)
Laporan
keuangan didesain dan disajikan sebagai kumpulan potret dari kejadian ekonomi
yang mempengaruhi perusahaan untuk suatu periode dan berisi cukup informasi,
sehingga membuat orang baik umum atau investor paham dan tidak salah tafsir
terhadap laporan keuangan tersebut.
g.
The
conservatism principle(Prinsip Konservatisme)
Menurut prinsip ini, apabila kita dihadapkan untuk memilih di antar
dua atau lebih prinsip/teknik akuntansi yang sama-sama diterima, diutamakan
pilihan yang memberikan pengaruh keuntungan yang paling kecil pada equity
pemilik. Artinya pada prinsipnya adalah menganut sikap "kehati-hatian"
h. The materiality principle (Prinsip
Materialitas)
Menurut prinsip ini, transaksi dan kejadian yang
memiliki pengaruh ekonomi yang penting dapat dicatat dengan cara yang
dipermudah tanpa melihat apakah sesuai dengan prinsip dasar akuntansi atau
tidak serta perlu atau tidak diungkapkan.
i.
The Comparability principle (Prinsip Keseragaman)
Menurut Prinsip ini, prosedur digunakan secara seragam oleh perusahaan
yang berbeda. Tujuannya adalah komparabilitas laporan keuangan.
Kelima adalah Standar akuntansi yang berisi
peraturan-peraturan khusus yang dijabarkan dari prinsip dasar akuntansi, yang
mengatur tentang bagaimana standar perlakuan pencatatan dan pelaporan terhadap
semua transaksi atau kejadian-kejadian tertentu yang dialami oleh suatu lembaga
(entity) organisasi atau perusahaan. Seperti yang berkembang saat ini, yakni International
Financial Reporting Standards (IFRS).
Untuk
memahami struktur tersebut tentu dibutuhkan logika, dan ini memungkinkan setiap
orang memiliki pemahaman yang sama jika melihat dari satu sisi. Namun apabila
logika berpikir yang kita bangun adalah logika berpikir berimbang dalam
memahami konsep struktur teori akuntansi tersebut, maka pada titik tertentu
akan kita peroleh bahwa akuntansi maju dan berkembang hanya pada satu sisi (hanya
dengan logika matematika = logika materialism) dan mengabaikan sisi yang lain
(logika berimbang = logika kesetaraan). Hal ini yang akhirnya akuntansi
dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang mekanistis (paradigma positivis) dan
sistematis sekedar angka matematis saja sehingga harus dilihat pengaruhnya
terhadap kinerja bisnis berdasarkan angka laba/rugi yang dihasilkannya.
Sebagaimana disampaikan oleh Hines (1981;61) yang
mengemukakan, akan jadi apa “posisi keuangan” atau “kinerja” atau “ukuran”
sebuah perusahaan tanpa akuntansi keuangan ? tanpa konsep “aktiva”,
“kewajihan”, “modal”, dan “laba” (yang semuanya diterjemahkan dalam bentuk
angka). Dititik ini akuntansi merupakan ilmu pengetahuan yang mengedepankan
nilai-nilai materialism, rasionalism dan empirism. Inilah yang kemudian
menegaskan bahwa praktek akuntansi selama ini kental dengan
kapitalisme. Sehingga Sadar atau tidak bahwa perkembangan Ilmu
pengetahuan akuntansi dan kapitalisme selalu berinteraksi secara aktif melalui
gerak dialektika yang tidak dapat dihindarkan. Gerakan ini memunculkan
perkembangan teori akuntansi seperti Positive Accounting Theory (PAT) yang
sejalan dengan kapitalisme itu sendiri.
Kapitalisme
secara pasti telah melahirkan teknologi yang membawa perubahan radikal dalam
dunia modern. Sehingga akhirnya akuntansi, teknologi dan kapitalisme menjadi
tiga pilar yang saling membagi berperan dalam membentuk jaringan rasionalitas
instrumental, rasionalitas efisiensi, birokrasi dan kalkulasi cost/benefit
untuk memerdekakan dan mencerahkan manusia sesuai dengan cita-cita
pencerahannya. Seiring dengan kelahiran teorinya, akuntansi merupakan salah
satu ilmu sosial dimana ilmu pengetahuan dan prakteknya sama sekali tidak dapat
dipisahkan dari kapitalisme. Ini sejalan dengan asumsi pokok Positive
Accounting Theory (PAT) yakni:
“All
individuals’ action is driven by self-interest and individuals will act in an
opportunistic manner to the extent that the actions will increase their wealth” Deegan
(2006)
Intinya,
semua tindakan individu dimotivasi atau didorong oleh kepentingan pribadi,
bahkan tindakan oportunis (moral hazard) akan dilakukan, selama tindakan
tersebut mampu meningkatkan kesejahretaannya. Dalam kondisi seperti ini maka etika
dan moralitas individu atau praktisi bukan menjadi hal penting dalam
menjalankan praktek akuntansi. Sehingga pada tahap inilah agency
theory, stakeholder theory dan legitimasi theory hadir dalam rangka untuk
menjelaskan keadaan tersebut.
Seiring
dengan itu, Tricker (1978 ; 8) melihat akuntansi sebagai anak dari budaya di
mana akuntansi itu berada, atau dengan kata lain akuntansi sebagai suatu ilmu
pengetahuan maupun prakteknya dibentuk melalui interaksi sosial yang sangat
kompleks, jika lingkungan yang membentuk akuntansi tersebut adalah lingkungan
kapitalisme, maka perkembangan akuntansi sebagai ilmu pengetahuan dan
prakteknya akan bernafaskan kapitalisme juga. Beberapa bukti dalam dasawarsa
terakhir telah menunjukkan bahwa praktek akuntansi selama ini kental dengan
kapitalisme, bakhan, akuntansi dalam lingkungan idiologi kapitalisme menjadi
tidak berdaya dan mau tidak mau harus tunduk dalam idiologi kapitalisme.
Jumat, 22 Juni 2012
BAGIAN
PERTAMA
Baik FASB dengan GAAP-Nya maupun IASB dengan IFRS-Nya masing-masing
membawa misinya sendiri. Apabila FASB dengan GAAP-Nya
merefleksikan tingkat kecangihan dan adidaya ekonomi dan keuangan Amerika Serikat, sebaliknya IASB
dengan IFRS-Nya berupaya
merangkul seluas-luasnya semua Negara dunia dari yang paling cangih-kaya sampai
pada Negara yang paling miskin-terbelakang, dengan motivasi apabila IFRS sukses
di terapkan maka keuntungan yang akan diperoleh adalah meningkatnya komparabilitas
informasi keuangan yang berkualitas sehingga mengurangi biaya dana (cost of
capital), menarik
investasi lintas Negara melalui transparansi, mempermudah akses investasi dan
pendanaan dengan skala international, meningkatnya
integritas pasar modal secara global, memudahkan dual listing, dan memudahkan
konsolidasi laporan keuangan perusahaan multinasional (MNC).
Nampak Tilas Akuntansi
Nampak Tilas Akuntansi
Perkembangan akuntansi terjadi
seiring dengan penemuan sistem pembukuan berpasangan yang dibahas pada satu bab
dalam buku Summa de Aritmetica Geomeria,
Proportioni et Proportionalita oleh seorang rahib Franciscan ahli
matematika, Luca Pacioli (1445 - 1517), dalam pandangan Luca Pacioli yang juga dikenal sebagai Friar
(Romo) Luca dal Borgo bahwa Akuntansi merupakan seni yang mendasarkan pada
logika matematik - sekarang dikenal sebagai istilah “pembukuan berpasangan” (double-entry
bookkeeping). Perkembangan selanjutnya sekitar tahun 1543, Luca Pacioli
mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku berbahasa Inggris
pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough. Saat
itulah luca pacioli berpendapat bahwa tujuan pembukuan adalah untuk memberi
informasi yang tepat waktu bagi pedagang mengenai aset dan kewajiban, selain
itu pernyataan luca pacioli yang menarik adalah bahwa semua pencatatan harus
dilakukan secara berpasangan dengan memberi simbol adebeo (Debit) dan credito
(kredit). Konsep ini yang menyumbang semakin populernya akuntansi metode
italia.
Dalam perkembangan selanjutnya konsep
tersebut memasuki kawasan Amerika Serikat, sehingga membuat berbagai organisasi
melakukan berbagai pengujian dan analisis kritis terhadap teori dan
prinsip-prinsip akuntansi. Sejumlah organisasi yang berperan besar dalam
pengembangan standar akuntansi keuangan diamerika serikat adalah 1). Securities and Exchange Commission (SEC),
2). American Institute of Certified
Public Accounting (AICPA), 3). Financial
Accounting Standards Board (FASB), 4). Govermental
Accounting Standards Board (GASB) dan Organisasi-organisasi lain.
Securities and Exchange Commission
(SEC), dibentuk oleh pemerintah federal dengan tujuan untuk mengembangkan
dan menstandarisasi informasi keuangan yang disajikan kepada pemegang saham. Securities and Exchange Commission (SEC) milai
beroperasi pada tahun 1934. SEC memiliki kekuasaan yang luas untuk menentukan
praktek dan standar akuntansi yang harus dipakai oleh perusahaan yang ada
dibawah yuridiksinya. SEC pada saat itu melakukan pengawasan atas lebih dari
12.000 perusahaan yang terdaftar pada bursa utama (seperti New York Stok
Exchange dan Ameican Stok Exchange).
Pada saat Securities and Exchange Commission (SEC) didirikan, belum ada
kelompok publik atau swasta yang menerbitkan standar akuntansi. Sehingga Securities and Exchange Commission (SEC) mendorong
pendirian badan penetapan standar sektor swasta. Berdasarkan dorongan Securities and Exchange Commission (SEC) tersebut
dibentuklah American Institute of
Certified Public Accounting (AICPA) dan
Financial Accounting Standards Board (FASB). Persekutuan Securities and Exchange Commission (SEC)
dengan sektor swasta berjalan dengan baik. Securities
and Exchange Commission (SEC) terlibat secara tidak langsung dalam
penetapan standar. Selain itu Securities
and Exchange Commission (SEC) memberikan kepercayaan kepada American Institute of Certified Public
Accounting (AICPA) dan Financial
Accounting Standards Board (FASB) untuk meregulasi profesi akuntansi dan
pengembangan serta penetapan standar akuntansi tersebut.
Seperti telah disampaikan diatas American Institute of Certified Public
Accounting (AICPA) memiliki peran penting dalam pengembangan Generally Accepted Accounting Principles
(GAAP). Untuk mendukung tujuan American
Institute of Certified Public Accounting (AICPA) berbagai komite dan dewan
di bentuk sejak American Institute of
Certified Public Accounting (AICPA) didirikan seperti Committee on Accounting Procedure (CAP) dan Accounting Principle Board
(APB).
Committee on
Accounting Procedure (CAP) mulai beroperasi pada tahun 1939
sampai 1959. Committee on Accounting
Procedure (CAP) beranggotakan akuntan dan praktisi. Tujuan Committee on Accounting Procedure (CAP)
menangani berbagai masalah akuntansi, namun pendekatan yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah akuntansi tersebut lebih pada masalah permasalah.
Sesingga pendekatan yang digunakan oleh Committee
on Accounting Procedure (CAP) gagal memberikan kerangka prinsip akuntansi
yang terstruktur sebagaimana yang dibutuhkan dan yang diinginkan.
Atas kegagalan Committee on Accounting Procedure (CAP) tersebut, pada tahun
1959 American
Institute of Certified Public Accounting (AICPA) membentuk Accounting Principle Board (APB) dengan
tujuan 1). Mengajukan rekomendasi prinsip akuntansi secara tertulis; 2).
Menentukan praktek akuntansi yang tepat, dan; 3). Mempersempit area perbedaan
serta tidak konsistenya dalam praktek. Sama halnya dengan Committee on Accounting Procedure (CAP), akhirnya pada tahun 1973 Accounting Principle Board (APB) dibubarkan
dan dibentulah struktur penetapan standar baru yang terdiri dari tiga
organisasi yaitu Financial Accounting
Foundation (FAF), Financial Accounting Standards Board (FASB) dan Fianancial Accounting Standards Advisory
Council (FASAC). Dalam struktur tiga organisasi tersebut organisasi yang
utama adalah Financial Accounting
Standards Board (FASB) dengan misi membentuk dan memperbaiki standar-standar
akuntansi serta pelaporan keuangan membimbing dan mendidik publik termasuk
emiten, auditor dan pemakai laporan keuagan. Sedangkan peran Financial Accounting Foundation (FAF) dan
Fianancial Accounting Standards Advisory
Council (FASAC) adalah Financial
Accounting Foundation (FAF) memilih dan mengawasi aktivitas FABS, dan Fianancial Accounting Standards Advisory
Council (FASAC) bertanggung jawab memberi nasehat kepada FASB menyangkut
isu-isu kebijakan penting dan isu-isu teknis, prioritas proyek dan pemilihan
serta bentuk gugus tugas.
Selain organisasi-oraganisasi diatas
yang memiliki peran penting dalam penetapan standar akuntansi keuangan, Generally Accepted Accounting Principles
(GAAP) ada beberapa organisasi lainnya yang memiliki pengaruh dalam
penetapan standar akuntansi keuangan Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP) yaitu 1). American Accounting Association (AAA) dengan tujuan membantu
mengembangkan teori akuntansi dengan mendorong dan mensponsori riset-riset
akuntansi, 2). Institute of Management
Accounting (IMA) dengan tujuan melakukan riset dan menyediakan input
tentang masalah biaya dan akuntansi manajerial, 3). Financial Executives
Institute (FEI) dengan tujuan melakukan riset dan membuat rekomendasi
menyangkut dampak pelaporan keuangan pada tingkat korporasi.
Jika Financial Accounting Standards Board (FASB) tujuan utamnya adalah membentuk dan memperbaiki standar-standar akuntansi serta
pelaporan keuangan membimbing dan mendidik publik termasuk emiten, auditor dan
pemakai laporan keuagan, maka berbeda dengan
Govermental Accounting Standards Board (GABS). Dimana Govermental Accounting Standards Board (GABS) dibentuk oleh Financial Accounting Foundation (FAF)
pada tahun 1984 dengan tujuan utama adalah membentuk dan memperbaiki standar
akuntansi keuangan untuk pemerintah lokal dan pemerintah negara bagian. Serupa
dengan struktur FASB yaitu GABS juga memiliki dewan penasehat
yang bernama Govermental Accounting
Standards Advisory Council (GASAC) bertanggung jawab memberi nasehat kepada
GASB menyangkut isu-isu kebijakan penting, isu-isu teknis, prioritas proyek
dan pemilihan serta bentuk gugus tugas.
Akhirnya sejak tahun 1973, setelah
Indonesia menggunakan standar akuntansi
aturan belanda, kemudian menggunakan standar akuntansi yang dikembangkan
oleh Generally Accepted Accounting
Principles (GAAP) asal negeri
Amerika Serikat dengan pendekatan penyusunan standar yakni Rule-Based Accounting Standards dengan kelebihan dan kelemahan sebagai
berikut :
- Mengatur secara lebih detail dan biasanya hanya berlaku untuk suatu industri tertentu.
- Kelebihan : lebih mudah diterapkan karena pengaturannya lebih ekplisit.
- Tidak banyak memerlukan professional judgment, Namun membuka peluang untuk melakukan sesuatu dengan tujuan sempit.
- Digunakan oleh Financial Accounting Standards Board (FASB)
Terakhir sejak 1
Januari 2012, Indonesia memberlakukan Standar Akuntansi IFRS yang dikembangkan
oleh International
Accounting Stnadards Board (IASB) dengan pendekatan
Principle-Based Accounting Standards yang memiliki kelebihan dan kelemahan :
- Mengatur prinsip-prinsip akuntansi untuk suatu jenis transaksi, khusunya terkait dengan pengakuan ,dan tidak mengatur untuk suatu jenis industri tertentu.
- Kelebihannya : tidak atau sedikit member peluang untuk melakukan kreaktivitas negative atas peraturan akuntansi. Sehingga dua transaksi yang secara subtansi sama akan diperlakukan dan dicatat sama oleh dua perusahaan yang berbeda. Serta pengaturan akuntansi yang berlaku untuk seluruh perusahaan.
- Memerlukan banyak professional judgment yang menuntut kompetensi dan integritas yang tinggi, kesiapan profesi pendukung dengan semakin semakin dominannya fair value accounting.
- Digunakan oleh International Accounting Stnadards Board (IASB)
Dari perbedaan pendekatan tersebut
FASB merefleksikan tingkat kecangihan dan adidaya ekonomi dan keuangan Amerika Serikat, sebaliknya IASB
berupaya merangkul seluas-luasnya semua Negara dunia dari yang paling cangih-kaya
sampai pada Negara yang paling miskin-terbelakang (Hoesada, 2008), dengan
motivasi apabila IFRS sukses di terapkan maka keuntungan yang akan diperoleh
adalah :
- Meningkatkan Komparabilitas informasi keuangan yang berkualitas sehingga mengurangi biaya dana (cost of capital)
- Menarik investasi lintas Negara melalui transparansi,
- Mempermudah akses investasi dan pendanaan dengan skala international,
- Meningkatkan integritas pasar modal secara global, memudahkan dual listing,
- Memudahkan konsolidasi laporan keuangan perusahaan multinasional.
Langganan:
Postingan (Atom)